Riau, infoindependen.com – Kekecewaan warga masyarakat terhadap kinerja para penyelenggara anggaran APBN pada pelaksanaan proyek pekerjaan Preservasi Rehabilitasi Rekontruksi Jalan Nasional yang sumber dana dari APBN, yang diduga telah terjadi penyimpangan (mark up) tidak sesuai dengan spesifikasi teknik gambar dan RAB seperti diatur dalam kontrak.
Faktanya berdasarkan hasil pantauan tim investigasi awak media di berbagai Kabupaten Wilayah Provinsi Riau. Dilapangan menemukan berbagai kejanggalan dan diduga adanya penyimpangan pada pelaksanaan proyek jalan Nasional tersebut, dan sangat amburadul.
Tidak tanggung-tanggung alokasi dana tumpah ruah kucuran dari Pemerintah lewat Kementrian PUPR untuk pekerjaan Rekonstruksi jalan Nasional, khusus nya wilayah Riau tahun 2018-2019 hingga menelan anggaran dana sebesar 1 trilyun lebih.
Ternyata pelaksanaan dilapangan diduga gagal Konstruksi, misalnya, divisi pekerjaan penanganan ruas jalan diberbagai Kabupaten, yaitu, item pekerjaan Overlay (Hotmix) Pheching, Rigid, Bahu Jalan (agregat) kelas S, Saluran U dich dan Box Culvert diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknik gambar maupun RAB.
Salah satu paket Satker PJN Wilayah 1 (satu) pekerjaan Preservasi Rehabilitasi Rekonstruksi Jalan Batas Provinsi Sumatra Utara (Sumut) Bagan Batu, Simpang Balam, Simpang Batang tahun 2018 – 2019 dengan nilai Rp 138.755.670.000 volume panjang efektif 20,57 Km dan panjang fungsional 1″3,11 Km.
Kontraktor PT. Bangun Mitra Abadi sudah selesai, hingga kini kondisi dilapangan yang belum lama dikerjakan telah terjadi kerusakan berat di ruas jalan seperti retak, beralur, lubang semakin melebar genangan air serta campuran agregat bahu tidak sesuai sebagian tidak di kerajaan.
Selanjutnya, paket Satker PJN Wilayah 2 (dua), yaitu, Pekerjaan Preservasi Pelebaran Jalan Simpang Lago-Sorek 1 (satu) tahun 2018-2019 dengan nilai Kontrak Rp. 98.367.925.464,39 Kontraktor PT. Trifa Abadi BADI-Cemerlang Samudra Kontrindo (KSO) saat ini baru beberapa bulan selesai PHO. Kondisi sangat memprihatinkan, terjadi kerusakan patahan Beton(Rigid) serta ketebalan Hotmi 3-4 cm, lubang makin lebar kubangan dan campuran agregat bahu tidak sesuai.
Ketika dikonfirmasi kepada PPK Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 – 2 tidak bersedia memberikan jawaban hingga berita ini diturunkan.
Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat Markas Besar Lembaga Agent Rahasia, David Sutarno, SH meminta kepada Mentri PUPR dan Dirjen Bina Marga agar turun secara bersamaan kelokasi untuk meninjau kebenaran informasi, serta mengefaluasi kinerja bawahannya.
Tidak seolah-olah, bahwa selama ini kinerja Satker PJN Wilayah Riau merasa sukses didalam melaksanakan tugas sesuai kapasitasnya. Sebaliknya masyarakat Riau berharap agar dugaan penyelewengan pelaksanaan jalan Nasional selama ini segera diusut tuntas, “singkatnya. (Yustianus)