Proyek PLTU, Sebelas Tahun Tahap Rencana

Tarakan, infoindependen.com – Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, harus pasrah jika proyek mega raksasa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang akan dibangun di Sungai Kayan Long Peso, Bulungan hanya sebatas gagasan sampai masa jabatannya berakhir Desember depan.

Proyek itu sendiri, sebenarnya sudah dimulai sebelas tahun lalu, atau tepatnya 2009, jauh sebelum Provinsi Kalimantan Utara terbentuk. PT. Kayan Hydro Energy (KHE) yang dipercayakan mengelola, telah melakukan berbagai riset, dan dari 27 ijin yang diperlukan hanya 2 ijin yang belum terbit, ijin konstruksi bendungan dan ijin pembaharuan penggunaan lahan kawasan hutan.

Sebuah rencana besar didengungkan KHE untuk membangun 5 bendungan dalam satu cascade terpadu dengan target produksi energy listrik 9000 Mega Watt (MW) menjadikan terbesar di Asia Tenggara serta mengikat kerjasama dengan Powerchina International Group salah satu pengembang PLTA terbesar di dunia. Disusul penandatanganan kontrak engyneering Procurement, and construction dengan Sinohydro Corporation Limited.

Dalam konprensi pers di JW Marriott, Jakarta, Rabu (21/8) 2019 lalu, proyek PLTA Kayan 1 sudah harus dimulai akhir 2019 lalu, dan akan selesai tahun 2024 dengan produksi 900 MW. “Rencana ada 5 bendungan yang akan dibangun di Kaltara,” kata Direktur Operasional KHE Kayan, Khaerony dalam siaran persnya. “Pembangunan PLTA Kayanpun sudah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor – 58 Tahun 2018,” imbuhnya.

Pemerintah Kalimantan Utara bisa saja bangga, karena dalam hitung-hitungan di atas kertas KHE mampu menghasilkan listrik 9000 MW, sehingga, kelebihan daya atau surplus sebesar 250 MW dapat diekspor ke Malaysia. “Proyek ini sudah dapat mulai dikerjakan jika Ijin konstruksi bendungan PLTA Kayan di Long Peso diterbitkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Oktober tahun ini,” kata Irianto Lambrie, ditengah-tengah kesibukannya kepada wartawan di Tanjungselor, minggu lalu.

BACA JUGA :  Izin Bermasalah, Keberadaan PT. SSS Jadi Polemik

Sungai Kayan memang, menjanjikan untuk dimanfaatkan airnya penghasil tenaga listrik sebelum mengalir ke laut. Pembangunan PLTA sebagaimana disampaikan dalam siaran pers yang dikutip berbagai media lokal dan nasional ditujukan untuk kawasan industri yang akan dibangun bersama PLN untuk Provinsi Kaltara, bahkan bila diperlukan mendukung kebutuhan ibukota negara baru nantinya.

Bercermin pada berbagai pengalaman, rencana pembangunan yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouq sebelas tahun yang lalu, tidak salah jika banyak masyarakat mempertanyakan keseriusan KHE Kayan mengwujutkan mega proyek PLTA ini. “Untuk 2 tahun ini saja sudah beberapa kali perusahaan ini mengumumkan akan memulai, akhir Desember 2019, bulan Juli 2020, dan terakhir bulan Oktober 2020 depan,” sebut seorang tokoh masyarakat di Tanjungselor, mengutip berita yang ditulis beberapa media.

Untuk membuktikan keseriusan KHE Kayan akan memulai pembangunannya Oktober 2020 depan, Yunus Luhat, MPd Camat Peso, Kabupaten Bulungan yang dihubungi, malam Jum’at (18/9) kemarin, tidak melihat tanda-tanda adanya rencana pekerjaan dimulai. “Banyak yang milir dari Long Peso,” ujarnya lewat telepon selulernya. Maksudnya, banyak orang tenaga kerja atau pencari kerja yang pulang meninggalkan Desa Long Peso.

“Jika proyek ini benar-benar pekerjaannya akan dimulai Oktober depan, kenapa orang-orang pada milir,” katanya meyakinkan. (SL Pohan)



Suara rakyat adalah pilihan, tindak lanjut merupakan kewenangan stakeholder terkait.