Ternak Burung Puyuh Mati, Begini Penjelasan Kades Karangmukti

0
10
Foto: Bangkai burung puyuh saat diangkut ke lokasi pemusnahan di Desa Karangmukti.

Alokasi ketahanan pangan yang bersumber dari Dana Desa tahun 2024 berupa 1.300 (seribu tiga ratus) ekor burung puyuh petelur yang diterima kelompok peternak melalui Pemerintah Desa (Pemdes) Karangmukti, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mati akibat terkena wabah penyakit.

Purwakarta, Infoindependen.com – Menurut keterangan Kepala Desa Karangmukti, H. Endin Jaenudin, S.M., kematian ternak burung puyuh itu disebabkan oleh wabah penyakit Eluk (sejenis penyakit flu burung).

“Semuanya mati karena penyakit Eluk, pengembangan ternak puyuh tadinya akan segera dilaksanakan dari dana insentif Dana Desa 2024, namun kelompok peternak meminta ditangguhkan karena pada waktu itu harga puyuh lagi turun,” kata Endin, Jumat (10/01/2025).

Foto: Burung puyuh yang mati dimusnahkan dengan cara dibakar.


Saat akan direalisasikan, lanjut Endin, saran kelompok peternak sebaiknya setelah tempat (kandang) steril, jangan sampai burung puyuh kembali terkena wabah penyakit seperti waktu bulan Desember tahun 2024 lalu.

“Hasil dari musyawarah serta saran dari kelompok, untuk penambahan puyuh akan dilaksanakan setelah tempat steril dan bebas dari wabah penyakit Eluk (flu burung),” ungkap Endin, yang didampingi Sekretaris Desa Karangmukti.

Kematian hewan ternak burung puyuh tersebut telah dibuatkan berita acara oleh Pemdes Karangmukti, dengan nomor surat 001/ternak puyuh/XII/2024 yang ditanda tangani oleh Kepala Desa, Wastim selaku pelapor dan juga ketua kelompok peternak burung puyuh berikut para saksi seperti Pendamping, Bamusdes serta Bhabinkamtibmas setempat.

“Kematian burung puyuh telah dilaporkan ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) dan Inspektorat Kabupaten Purwakarta,” tutup Kades Karang mukti. (Kontributor: Jimmy)

BACA JUGA :  Siapkan Tenaga Kerja Handal, Pemkab Purwakarta Gelar Rakor Lintas Lembaga